Menu

Rabu, 15 Juni 2016

Tipuan Dunia

Entah ini sebuah renungan atau sebuah kalimat demi kalimat yang hanya akan mengalir begitu saja dalam bayangan kepala. Ini yang aku rasakan, ini yang aku alami, ini yang sedang berlangsung pada dunia ini. Bukannya pribadi ini merasa benar dan menyalahkan dari kalian semua. Disini pribadi hanya berbagi, saling mengingatkan. Karena bukankah suatu tanggung jawab disaat kita mengetahui ilmu harus menyampaikannya. Sampaikanlah walau hanya satu ayat. Toh apa yang harus aku perbuat selain harus menyampaikannya, paling serem kalo tanggung jawab itu tak dilaksanakan. Bakal ngerti entar di hari penghisaban. Jadi mari saling mengingatkan, khusus untuk diri ini sendiri

Sekolah, kuliah, kerja atau apalah segala kegiatan dunia. Kegiatan yang hanya mencari kebahagiaan semata, kegiatan yang sepertinya lebih diutamakan dari yang lain. Kegiatan yang dimana sebagai prioritas penilain orang kepada Anda, penilain negara terhadap Anda. Bagus sih kegiatannya, dimana bisa menjalankan kewajiban menuntut ilmu bagi penyekolah dan pengkuliah. Bagus sih buat nyariiin nafkah buat keluarga bagi yang pekerja. Tapi apakah bagus, apakah benar dengan niatan yang mulia lalu kita mengerjakan kegiatan dengan penuh kesalahan. KESALAHAN TOTAL

Kadang aku heran dengan orang yang sekolah, kuliah, kerja yang dimana tidak memperdulikan Pencipta. Tak memperdulikan-Nya seakan tak ada campur tangan dari-Nya dalam hidup. Bagiku Kau terlalu SOMBONG. Bagiku kau terlalu ACUH. Sadar tidak sadar itulah selama ini yang kita kerjakan. Banyak dari kita terkena tipuan dunia. Tipuan yang mengarahkan pada kesalahan. 

Yang aku dapatkan masa sekarang banyak pribadi-pribadi yang hanya mengejar nilai ketimbang ilmu dalam kuliah. Mereka tertipu oleh deretan angka. Pikiran yang remeh beranggap itu serasa surga, surga dimanaya yaa. Kau rela-rela bersikap CURANG hanya untuk meraih angka tak berguna itu. Tuhan kau kebelakangkan, padahal kau sadar, dari Tuhan segala gerak-gerik.

Miris rasanya, ngliat kegiatan sia-sia. Anda rela-rela ngejar deadline tugas yang berdatangan, tapi ngga mati-matian ngejar kumandang azan. Mana sih yang lebih penting, dunia atau surga. Bilangnya surga, tapi kegiatan ngejar dunia. Kadang memang heran, nilai lebih utama, pandangan orang lain lebih dipentingkan. Anda memang terlihat baik di depan. Tapi sebenarnya Anda itu BUSUK di dalam.

Maaf kalau menyinggung. Disini hanya cuma ngajak, yok bersama perbaiki diri lagi, perbanyak tobat, banyak salah pada-Nya. Mari hilangkan ritual nyontek saat ujian, luangkan waktu buat ngambil air wudhu lalu jama'ah disaat sedeadline apapun tugas. Ini hanya perihal dunia, jangan tertipu. Dunia memang perlu, tapi Tuhan lebih penting. Jadikan nomor SATU. Semangaat. Moga manfaat. Maaf tulisannya ga berbakat ^_^

Senin, 06 Juni 2016

Bereaksi atau beraksi?

Saya baru membaca sebuah artikel tulisan Jon Westernberg, judulnya "When all you do is react, you never really act". Dia bercerita bahwa kita seringnya melakukan sesuatu sebagai reaksi atas apa yang diberikan keadaan pada diri kita. Kita tidak melakukan sesuatu atas dasar keinginan kita. Keinginan di sini maksudnya adalah tujuan hidup kita, our goals. Kita seringnya sibuk mengerjakan sesuatu yang tidak membuat kita lebih dekat pada tujuan kita, karena yang kita lakukan hanyalah merespon keadaan, kesibukan kita itu untuk mengatasi keadaan yang sedang kita alami. Padahal harusnya keadaan tak menjadi barrier untuk meraih tujuan kita. 

Ketika kita ingin jadi seorang penulis, yang harus kita lakukan adalah menulis. Menulis, menulis, dan menulis. Setiap hari, hingga menjadi habit kita. Tapi sayangnya, kita sering beralasan "sibuk" dan tak punya waktu untuk menulis. Lho, mau jadi penulis tapi kok tidak menulis? Ya itu tadi alasannya: kita sibuk. Sibuk melakukan yang bukan tujuan kita. Kita tidak fokus membentuk diri menjadi seorang penulis. 

Itu hanya contoh. Mau jadi penulis, jadi pengusaha, jadi seniman, apapun... kita harus FOKUS. Memang tidak mudah melakukannya, karena kita memang punya kesibukan yang tak bisa ditinggal begitu saja untuk bisa fokus pada cita-cita kita. Mungkin sibuk berorganisasi, sibuk kuliah, sibuk meluangkan waktu untuk orangtua. Itu wajar. Yang tidak wajar itu orang yang tidak punya kesibukan. Itulah keadaan yang harus kita hadapi. Tapi untuk mewujudkan cita-cita kita, kita harus bersedia meluangkan waktu, menetapkan langkah-langkah kecil yang bisa mendekatkan kita pada tujuan, lalu laksanakan, dan konsistenlah.

Yuk, mulai sekarang, pelan-pelan kita wujudkan keinginan terbesar kita, bersama-sama. Okeee? :)

Sabtu, 07 Mei 2016

Apa Impianmu? Apa Usahamu?

Bicara impian memang suatu yang sangat menyemangatkan. Dimana saat kita begitu menginginkan perihal itu tergapai. Tapi akankah impian tergapai disaat kau hanya diam di atas tempat tidur sambil ngegadget dunia maya, atau ngerenungin sepanjang hari jikalau seandainya seumpama semisalnya andaikata aku begini begitu. Yaah itu kegiatan yang tentunya hanya membuang-buang waktu.

Bermimpilah, bercita-citalah setinggi mungkin, sebanyak mungkin. Tak ada larangan dalam hal itu. Yakin ada Dzat Yang Maha Tinggi, maka dari itu jangan pernah anggap remeh Kuasa Yang Menciptakanmu dengan impian-impian remehmu.

Impian yang tinggi pastinya memerlukan usaha yang tinggi. Dah jangan terlalu banyak pikir. Lakuin perihal-perihal kebaikan, perihal dimana engkau bisa menggapai impian itu, perihal dimana engkau akan bahagia dengan itu. Lakuin, kerjain, selagi itu positif. Kalo negatif udah tinggalin, itu hanya menjadi penghambat yang ingin digapai. Sering bantu orang lain, perbanyak teman, sedekah, ibadah sunah dan lainnya. Mungkin dan memang kau beranggapan kegiatan itu tak akan membantumu. Tapi Yakinlah justru kegiatan-kegiatan seperti itulah yang akan melesatkan perjalananmu menggapai cita-cita lebih mudah. Percaya sama Yang Menciptakanmu, Dia Maha Memudahkan, maka kerjakan perintah-Nya, ikuti aturan-Nya, jauhi larangan-Nya. Insya Allah segalanya akan diberikan-Nya

Kamis, 05 Mei 2016

J A S M E R A H

“Belajar sejarah, kita mengerti konsep. Belajar teori, kita punya pilihan.” Ujar salah satu dosenku. Sebuah pernyataan tidak mungkin seratus persen benar, pun tidak mungkin pula seratus persen salah. Dan pernyataan dosenku itu ada benarnya juga.

Aku menyukai sejarah, entah sejak kapan. Yang kutahu, aku suka sejarah baru-baru saja. Bukan hanya sejarah arsitektur, namun tentang hampir semua hal. Aku juga suka mendengarkan kisah sejarah tentang negeri ini, Indonesia. Tapi bukan sejarah seperti yang tertuang dalam buku-buku pelajaran. Aku senang mendengarkan cerita tentang “sisi lain” dari sejarah itu sendiri.

Aku suka mendengarkan kisah-kisah. Tentang apa pun. Tentang manusia. Tentang antariksa. Tentang ilmu pengetahuan. Tentang agama. Tentang semuanya. Itulah mengapa kalian mungkin dapati aku sebagai pendengar yang baik. Bahkan cerita dari seorang teman, ketika ia menceritakan apa yang telah dialaminya. Karena itulah sejarah dirinya.

Kita selalu dapat memetik pelajaran dari masa lalu. Orang bilang, “sejarah pasti berulang”. Mengapa? Karena ada yang luput memetik hikmah darinya, sehingga ia kembali terjadi untuk mengajari manusia.

Belajarlah kisah-kisah para ulama salaf, maka kau akan tahu akhlak mereka terhadap ilmu. Belajarlah dari para pembesar bangsa ini, maka kau akan tahu aral dan rintangan akan selalu menemani perjuangan. Belajar dari Muhammad Al-Fatih, yang penakluk konstantinopel, maka kau akan tahu kemenangan hanya dapat diraih dengan kesabaran dalam kesungguh-sungguhan.

Belajarlah dari sejarah, karena Bung Karno pernah berkata, “JAS MERAH –Jangan sekali-kali melupakan sejarah!”

Rabu, 04 Mei 2016

Hayya 'Alal Falah

Hayya 'alal falah, seruan mari meraih kemenangan, meraih kesuksesan. Seruan dimana setiap harinya didengar, sehari paling tida minimal dikumandangkan 10 kali. Seruan untuk mengajak menjadi sukses, sukses yang bukan hanya di dunia, melainkan juga sampai ke surga. Sukses yang selalu diharapkan oleh banyak orang. Entah kenapa seruan ini kadang sangat disepelekan oleh banyak orang, seruan sukses yang diabaikan begitu saja. Entah memang tak mendengar atau pura-pura menuli. Sibuk mengurus masalah di bumi, sampai melupakan panggilan sukses Yang Maha Tinggi.

Hayya 'alal falah. Seruan untuk mengerjakan sholat. Suatu ibadah yang begitu penuh manfaat. Yang hanya diperuntukkan untuk kaum terhebat. Sholat merupakan salah satu metode yang disediakan untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya. Melalui sholat Dia hendak memotivasi manusia, bahwa kesuksesan di dunia tidaklah sulit untuk diperoleh. Cukup dengan mempercayai kehadiran-Nya dalam setiap aktivitas yang dikerjakan. Senantiasa ingat kepada-Nya.

Dalam lafadz adzan tentunya kita bisa mengambil banyak sekali hikmah, mengambil banyak pemahaman, pemikiran, renungan, jika senantiasa berniat memikirkan.

Allahu Akbar Allahu Akbar, Allah Maha Besar. Tidak ada satupun makhluk di semesta ini yang mampu menandingi kebesaran-Nya. Rejeki itu kecil, kekayaan itu kecil, kesuksesan itu kecil, nasib manusia itu kecil. Menjungkirbalikkan suatu yang kecil bukanlah problem yang sulit bagi-Nya. Dia Maha Besar lagi Maha Kuasa atas alam semesta ini. Sertakan Dia dalam setiap aktivitasmu, Dia akan menjadi penolong yang jauh lebih hebat, lebih akurat ketimbang apa pun.

Asyhadual laailaaha illallah. Tiada Tuhan selain Allah. Tak ada satu pun aktivitas, pekerjaan, jabatan, kesuksesan yang bisa membuat kamu bahagia dalam kedamaian jika Dia hendak memberikan sengsara kepadamu. Tidak ada harta, kekuasaan yang membuat kamu menjadi kaya apabila Dia berkehendak agar kamu cukup menjadi miskin. Segala yang kita lakukan, kita kerjakan, kita perbuat, setiap langkah, setiap ucapan, setiap detik kejadian adalah dasar kehendaknya. Segala semesta diatur olehnya. Lantas perihal apa yang mau disombongkan.

Asyhaduanna muhammadar rosulullah. Muhammad adalah teladan sempurna yang dihadirkan-Nya kepada seluruh umat di dunia. Tersimpan akhlak luar biasa yang keseluruhannya membuat bisa membuat manusia menggapai kesuksesan. Mukjizat terbesar beliau bukan membelah lautan, bukan menghidupkan orang mati, mukjizat beliau abadi hingga masa kini, yang bisa kita bawa kesana kesini, sampai-sampai sekarang bisa diakses lewat internet setiap hari, yakni Al Qur'anul Kariim. Rajin-rajin membacanya, memahami tiap ayatnya, merenungi maknanya.

Hayya 'alas sholaah. Marilah sholat. Panggilan muadzin yang sering sekali diacuhkan. Sebenarnya ini lah panggilan dari Dia kepada kita. Sholat sebagai media komunikasi antara sang hamba dan Rabb-nya. Pada hakikatnya inilah momentum yang sangat luar biasa, tapi terkadang banyak yang menganggap biasa-biasa saja.

Hayya 'alal falah. Subhanallah Yaa Rahman Yaa Rahiim, panggilan sholat itu diiringi dengan panggilan meraih kemenangan, panggilan meraih kesuksesan. Bukankah ini suatu ibrah yang nyata diberikan-Nya, bahwasannya dengan sholat merupakan metode mendekat kepada keberhasilan. Maka dari itu sholatlah, tepat waktulah, maka Tuhan akan menyukseskanmulah.

Ada sembilan kemuliaan yang diungkapkan oleh Utsman bin Affan RA terhadap orang yang sholat tepat diawal waktu. Pertama, ia dicinta Allah. Kedua, badannya akan selalu sehat. Ketiga, keberadaannya senantiasa dijaga malaikat. Keempat, rumahnya selalu diberkahi. Kelima, wajahnya menampakkan jati diri seorang yang sholeh. Keenam, hatinya dilunakkan. Ketujuh, akan melewati shirathal mustaqim secepat kilat. Kedelapan, diselamatkan dari api neraka yang membara. Dan kesembilan, ia akan ditempatkan di surga bersama orang-orang yang tak ada rasa takut pada diri mereka dan tidak pula bersedih hati.

So, jangan lupa sholatnya tepat waktu. Entar kesuksesan pasti senantiasa menghampirimu. Hayya 'alas sholaah. Hayya 'alal falaah ^_^

Senin, 02 Mei 2016

Tidak punya Waktu Mengerjakan Tugas?

Apa kamu pernah merasa lelah dan ingin menyerah oleh tugas-tugas kuliah yang melimpah? Well, ketahuilah bahwa beban SKS yang kamu ambil porsinya sudah pas, kalau kamu merasa tidak punya waktu untuk mengerjakan semuanya mungkin karena kamulah yang malas. Dengan prioritas yang benar, insyaallah semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Kerjakan tugas di awal waktu, jangan menunda-nunda sampai H-1 tenggat waktu. Sebenarnya kamu punya waktu untuk mengerjakan tugas-tugas itu, namun kamu terlena. Kamu memang punya waktu, dan kamu pikir waktumu masih panjang. Padahal akan ada tugas-tugas lain yang berdatangan. Tugas pun menumpuk. Kamu terpaksa mengerjakannya di malam pengumpulan tugas. Kamu pun stres, makan tidak karuan, pun tidak sempat tidur. Padahal tugas-tugasmu bisa selesai lebih awal kalau saja kamu menunda main game sampai tugas-tugasmu kelar. Padahal tugas-tugasmu bisa selesai lebih awal kalau saja kamu menyicil mengerjakannya setiap hari. Padahal tugas-tugasmu bisa selesai lebih awal kalau saja kamu tidak lebih memilih nongkrong-nongkrong di kafe ketimbang mengerjakannya. Padahal tugas-tugasmu bisa selesai lebih awal kalau saja kamu tidak usah menonton pertandingan waktu itu yang kalau kamu tidak datang pun tidak berpengaruh apa-apa. Biasanya kamu akan berpikir ‘kalau saja, kalau saja’ setelah mengumpulkan tugas dan tahu hasilnya takkan sesuai dengan yang diharapkan. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Sayangnya, penyesalan itu tidak menjadikanmu mengubah kebiasaanmu. 

Albert Einstein pernah berkata, “Perbuatan yang sama mengharapkan hasil yang berbeda adalah MUSTAHIL.”

Apa yang terjadi padamu hari ini adalah akibat dari pilihan-pilihanmu di masa lalu. Dirimu yang sekarang adalah hasil dari kebiasaan-kebiasaanmu di masa lalu. Tanya dirimu, apakah kamu puas dengan keadaanmu sekarang? Kalau jawabannya adalah tidak, maka jawabannya satu: ubah kebiasaanmu.

Yaaa itu tadi, kalau tidak ingin menyesal setelah pengumpulan tugas nanti, ubahlah kebiasaanmu menunda-nunda dan mulailah kerjakan tugasmu sekarang.

Selamat hari pendidikan nasional. :)

Minggu, 01 Mei 2016

Jadilah Penulis

Setiap orang pasti memiliki pendapatnya masing-masing. Setiap kepala yang ada di dunia ini memiliki ide yang tak akan pernah persis sama. Sama hal nya dalam segi profesi. Disini Saya akan menjelaskan menurut pemikiran, menurut ide yang ada di kepala Saya mengenai sebuah profesi yang sangat keren, sangat hebat, penuh manfaat, dan yang paling membuat Anda sangat menginginkan adalah penghasilan yang Insya Allah dahsyat. Profesi apa itu? Anda pasti bisa menebaknya dan benar jawaban Anda profesi tersebut adalah Penulis. Kenapa bisa? Temukan jawabannya di bawah ini.

Ali bin Abi Thalib RA pernah berkata, "Setiap penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang abadi, maka tulislah sesuatu yang membahagiakanmu di akhirat nanti". Jelas di sini kita diminta beliau agar menjadi penulis, penulis yang bahagia. Dengan jadi penulis kita bisa berbagi akan ilmu yang kita punya, berbagi pengalaman yang telah kita terima.

Jadi penulis itu keren, kerjanya bisa di mana saja dan kapan saja. Ga diatur-atur yaa bebas lah semaunya. Jadi penulis itu hebat dan penuh manfaat. Coba bayangkan dan renungkan dengan hanya menulis satu dua kalimat bermanfaat dan Anda sebar luaskan itu tulisan. Yaa pasti ada yang membaca tulisan itu, entah sepuluh orang, dua puluh, seratus, seribu atau sejuta orang. Bayangkan dengan tulisan yang simpel namun bermanfaat itu bisa menginspirasi banyak pembaca. Kira-kira kita dapat berapa pahala, hitung daah, belum lagi ditambah jika pembaca mengaplikasikannya, belum lagi jika pembaca mengajarkan ke teman-teman atau orang lain. Bukankah bakal jadi ladang pahala. Yoes lah, Insya Allah pahala jariah nan berkah.

Ikat ilmu dengan menulis. Rajinlah menulis. Jadilah penulis. Saya tidak meminta, cuma menyarankan saja. Sebagaimana perkataan Imam Ghazali, “Kalau engkau bukan anak raja dan engkau bukan anak ulama, maka jadilah penulis”